Mempersiapkan Perubahan Peran

“Salah satu hal tersulit yang dihadapi oleh seorang manusia adalah perubahan, baik perubahan di lingkungan, orang lain, maupun diri sendiri. Sebab, perubahan itu seringkali tidak disadari, juga tanpa persiapan. Segalanya seperti tiba-tiba saja terjadi, saat kita semua sibuk menjalani hari demi hari. Tidak ada yang tetap dan menetap. Waktu bergerak, benih bertumbuh, air mengalir, hidup bergulir layaknya segala sesuatu yang kita kenal: kebahagiaan, ketenangan, kegelisahan, keresahan, kekhawatiran dan perasaan-perasaan. Semuanya turut bertumbuh.” – Epilog dalam buku Bertumbuh

photo-1471342051519-9621d25323fc
Picture Source: Unsplash.com

Alhamdulillah, tahun telah berganti. Setelah hampir 1 tahun tidak bertemu, akhirnya kemarin (Sabtu, 19 Januari 2019), NuParents kumpul dan belajar bersama lagi. Yeay! Tabungan rindu yang disimpan sejak lama akhirnya lunas juga (meskipun selanjutnya tetap ingin ketemu dan belajar bareng terus sih, hehe). Membuka 2019 yang insyaAllah semangatnya sudah lebih baik lagi, NuParents menghadirkan seorang ibu yang luar biasa untuk menjadi narasumber, yaitu teh Karina Hakman. Beliau adalah seorang lulusan dari The University of Auckland di New Zeland yang kemudian melanjutkan lagi S2 di Monash University Australia. Tidak hanya itu, beliau juga merupakan founder dari Rabbani Home Schooling dan penulis buku Bumi Hijrah. Kesan pertama saya melihat teh Karin, rasa-rasanya beliau ini sangat keibuan dan peluk-able. Maa syaa Allah.

Apa yang NuParents bahas bersama teh Karin? Seperti quotes pembuka tulisan ini, kami berdiskusi tentang perubahan peran. Tema tersebut diambil mengingat sudah banyak perubahan peran yang terjadi di orang-orang yang ada di lingkaran pertemanan NuParents itu sendiri: yang asalnya sendiri sekarang menjadi isteri atau suami, yang asalnya menjadi isteri atau suami sekarang menjadi ibu atau ayah, yang asalnya orangtua dari satu anak sekarang sudah bertambah, dan yang asalnya sendiri dan tetap sendiri pun insyaAllah sudah bertumbuh iman dan kebijaksanaanya.

Sudah dari sananya bahwa perubahan peran adalah sebuah keniscayaan, meski mungkin tidak selalu bisa kita rencanakan. Begitu pun kaitannya dengan pernikahan dan pengasuhan, di dalamnya melibatkan banyak sekali perubahan, baik itu yang direncanakan atau pun tidak direncanakan. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi perubahan-perubahan itu?

Perubahan yang direncanakan itu banyak. Pernah menyusun goals tahunan lalu kemudian tercapai? Nah, itu adalah contoh dari perubahan yang direncanakan. Kita ambil satu lagi contoh yang lebih mengerucut tentang perubahan yang direncanakan itu, menikah misalnya. Ketika seorang individu berharap, berdoa dan merencanakan untuk menikah kemudian ternyata takdir Allah pun sesuai dengan apa yang diinginkannya itu, maka terjadilah sebuah perubahan yang direncanakan. Kalau begitu, case closed dong karena apa yang terjadi sudah sesuai dengan yang diinginkan? Oh, tidak! Atas takdir terbaik yang Allah beri itu, seorang individu tetap harus memastikan diri bahwa apa yang terjadi itu adalah sarana untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk gaya-gayaan atau sekedar memenuhi tugas perkembangan agar dianggap sama dengan orang yang lainnya.

Lalu, bagaimana dengan perubahan yang tidak direncanakan? Apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya?

Untuk menjawab hal ini, teh Karin menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan pengalaman hidupnya. Sekitar 3 bulan (kalau saya tidak salah ingat) sebelum memulai studi magisternya, teh Karin melahirkan anak pertama. Hal tesebut membuat teh Karin dan suami men-setting ulang jadwal dan kesepakatan-kesepakatan bersama agar keluarga dan studi tetap tidak terbengkalai. Qadarullah, saat baru saja menjalani perkuliahan selama 2 minggu, teh Karin hamil lagi. Beliau sempat kaget, dokter yang memeriksanya pun sama. Lalu apa lagi yang terjadi? Teh Karin merencanakan untuk melahirkan setelah ujiannya selesai, tapi ternyata, lagi-lagi di luar kuasanya, beliau melahirkan 2 hari sebelum ujian. Membayangkan hal tersebut, saya jadi berkata pada diri sendiri, “Tuh, jadi student mom itu tidak semudah ituuu~”

Tidak ada pilihan lain, untuk menyikapi perubahan-perubahan yang tidak direncanakan kita haruslah berbekal. Ada tiga bekal utama yang disampaikan oleh teh Karin kemarin, yaitu:

  1. Amalan terbaik.

Dalam perubahan dan apapun yang sedang terjadi di kehidupan kita, tetaplah upayakan ahsanu ‘amala alias amal terbaik. Sebab, hidup (dan segala dinamika di dalamnya) dan mati adalah ujian bagi manusia yang menguji siapa diantara kita yang paling baik amalnya.

“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 2)

  1. Mindset: Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Atas perubahan-perubahan yang tidak direncanakan, yang diantaranya mungkin juga ada yang tidak kita sukai, tanamkanlah di dalam mindset kita bahwa Allah berkuasa dan memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu tanpa kita melakukan apa-apa sehingga yang perlu kita lakukan adalah bergantung, sebab tidak ada daya dan upaya selain karena pertolongan-Nya.

  1. Tingkatkan standar cita-cita.

Pernah dengar ayat tentang Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum ia mengubahnya sendiri? Nah, itulah yang menjadi PR kita bersama juga untuk senantiasa mengubah diri menjadi lebih baik. Teruslah perbaiki amal shalih dan bercita-citalah yang lebih tinggi sehingga dalam kondisi apapun kita senantiasa disibukkan dalam kebaikan.

Sebagai manusia kita boleh merancang apapun, tapi rahasia takdir terbaik tetaplah milik Allah. Soal bagaimana kita menyikapinya, bergantung dan berprasangka baiklah kepada Allah sebab ternyata hidup adalah serangkaian proses dan perjalanan panjang tarbiyah (pembinaan) dari Allah untuk kita. Satu lagi, persiapkanlah diri untuk mengubah rencana. Sebab, seperti yang pernah dikatakan oleh ustadz Salim A Fillah dalam bukunya,

Manusia itu membuat rencana untuk menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi rencana Allah, bukan sebaliknya.

Sekian review kegiatan belajar NuParents kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang sedang merencanakan atau mengalami perubahan. Sampai bertemu di review-review selanjutnya!

__

Untuk membaca artikel pranikah dan parenting lainnya, klik disini dan disini.

Leave a comment