Berjuang dengan Tenang

Sejak kita tahu bahwa hidup bukanlah perhentian melaikan jalan setapak menuju pulang, kita pun menjadi tahu bahwa hidup tak pernah mendefinisikan dirinya sendiri sebagai sebuah perjalanan yang di ujungnya terdapat sebuah titik selesai. Tak ada selesai, yang ada hanyalah jeda sebelum kehidupan berikutnya, hingga rasanya semua sudah lebih dari cukup untuk membuat kita melepaskan ikatan pada ambisi dan bayang-bayang. 

Maka, atas segala yang sedang ditunggu, dikejar, diimpikan, dan diperjuangkan, kiranya kita perlu memperjuangkannya dengan tenang, yaitu dengan meninggalkan ambisi di belakang dan menggantinya dengan harapan bahwa segala perjuangan sejatinya adalah sebentuk pengabdian, pada Dia yang memampukan kita dalam berjuang.

image

Sejak kita tahu bahwa tak semua yang kita punya bisa bermakna, kita pun menjadi tahu bahwa kepemilikan atas atribut-atribut dunia tidak pernah menyelesaikan segala meski mungkin ada lega pada awalnya. Tak ada memiliki, yang ada hanya dipinjami dan dititipi, hingga rasanya semua ini pun sudah lebih dari cukup untuk membuat kita mengerti, bahwa sejatinya kita tak perlu menggenggam dan memiliki semua, kecuali yang bisa menjadi penolong pada akhirnya.

Maka, atas segala waktu, pikiran, dan tenaga yang kita curahkan tanpa pernah lagi membuat perhitungan atasnya, kiranya kita juga perlu menyikapinya dengan tenang, yaitu dengan meninggalkan emosi dan mengulang deklarasi dengan diri sendiri bahwa semua akan dilakukan sebagai sebuah bentuk syukur, pada Dia yang menguatkan hati dan langkah-langkah yang panjang.

Dunia memang tak boleh terletak di hati, hanya boleh digenggam di tangan. Maka, saudaraku, ayo kita berjuang dalam tenang dan melibatkan-Nya dalam setiap mimpi dan keputusan-keputusan. Tak perlu risau, sebab pena telah kering dan kebaikan-kebaikan atas kita telah selesai dituliskan.

_____

Picture Source: Pexels

Leave a comment